Orang gila, atau terkena skizofrenia, mengalami masalah serius dalam kesehatan mentalnya. Mereka berhalusinasi dan punya keyakinan terhadap berbagai hal tidak nyata yang hanya dirasakannya. Ini adalah gangguan dalam otak. Membawa orang gila ke paranormal atau memasungnya bukanlah solusi. Penyebab gila dari sisi medis bukanlah hal yang berbau mistis.
Menurut dr.A.A Ayu Agung Kusumawardhani, Sp.KJ(K), skizofrenia masih bisa dikendalikan. Penangannya difokuskan untuk mengatasi gangguan di otak yang menyebabkan muncul gejala gila.
“Padahal skizofrenia itu penyakit gangguan di otak yang bisa diobati secara medis. Yang terganggu adalah cara berpikirnya sehingga timbul beberapa gejala. Jadi bukan karena kuturan atau santet,” kata dr. Ayu.
Orang yang mengalami skizofrenia justru seharusnya mendapatkan dukungan dari lingkungannya untuk sembuh. Mereka masih dimungkinkan untuk tetap aktif dan produktif.
Seseorang yang saat tumbuh remaja atau dewasa memiliki skizofrenia, sebenarnya dapat diamati sewaktu masih kecil. Ada beberapa gejala yang dapat diamati seperti prestasi yang cenderung menurun, mendadak lebih sering murung daripada gembira, sulit berkonsentrasi, dan suka menyendiri tanpa alasan yang jelas.
”Perjalanan penyakit skizofrenia sebenarnya dimulai sejak usia anak-anak dan di usia remaja mulai timbul gejala. Jika ini bisa dideteksi sejak awal dan juga diintervensi, pasien bisa hidup produktif seperti orang sehat,” terang dr. Ayu.
Jika melihat anak muncul gejala tidak lazim seperti ini, sebaiknya diajak untuk berkonsultasi psikiater. Jangan sampai masalah kehidupan atau hal yang mengganggu otaknya berujung pada kemunculan skizofrenia yang parah. Saat ini, terapi untuk gejala skizofrenia dilakukan dengan konseling atau psikoterapi dan penggunaan obat. Kedua terapi berguna agar gejala penyakit dapat diredam sehingga penderita dapat hidup secara normal dan mandiri.