Keberadaan ayah tetap dibutuhkan dalam pengasuhan anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Anak yang jarang mendapatkan perhatian dari ayahnya, membuat mereka mengalami berbagai masalah dalam kesehatan mentalnya. Antara anak laki-laki dan perempuan beda efeknya.
Jika anak laki-laki jarang bergaul dengan ayahnya, mereka cenderung memiliki sifat egois lebiih tinggi. Mereka menjadi agresif, nakal, sampai mudah dijerumuskan pada penggunaan narkoba dan seks bebas. Sementara bagi anak perempuan, mereka gampang depresi dan juga mudah terjerumus seks berisiko.
“Survei membuktikan bahwa anak yang ayahnya aktif cenderung tumbuh menjadi dewasa yang sociable, pengasih, mendapat nilai yang lebih bagus di sekolah, lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, dan lain-lain,” kata Dra. Elly Risman Musa, Psi, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati, seperti dikutip dari Okezone.
Peran serta ayah begitu penting dalam kehidupan anak. Seorang ayah hendaknya mampu menyeimbangkan kewajibannya untuk menafkahi, sekaligus menjadi panutan dalam keluarga. Menyisihkan waktu untuk berinteraksi dengan anak akan mempengaruhi mental anak ke arah positif. Ini menjadi bekal bagi pembentukan anak untuk menjalani kehidupannya sendiri kelak.
“Setiap orangtua harus sadar akan pentingnya mengasuh anak secara bersama-sama, dual parenting atau co-parenting,” - Elly.