Captcha memang kerap buat frustasi. Menulis kembali kode acak huruf dan angka atau gambar berteks distorsi untuk membuktikan Anda adalah “manusia”, sistem ini terkadang menjengkelkan. Google punya solusi atas masalah ini. seperti apa?
Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart atau Captcha didesain berupa sebuah teka-teki acak berupa huruf dan angka atau gambar teks distorsi untuk membedakan manusia dengan bot. Tujuannya, untuk mengerem tingkat spam.
Meski kode Captcha hanya sekadar menuliskan kembali, tapi terkadang kode-kode yang ditampilkan tidak jelas. Serangkaian huruf dan angka sukar untuk membacanya. Tak jarang pengguna me-refresh untuk meminta kode baru.
Tahun 2009 lalu, Google mengakuisisi perusahaan ReCaptcha yang hadirkan konsep keamanan serupa Captcha namun untuk tujuan lain. ReCaptcha dipakai untuk mendigitalisasi buku cetak kuno.
Captcha versi ReCaptcha hadirkan dua buah kata yang tak bisa dibaca oleh bot komputer. Satu kata telah diverifivikasi pengguna lain dan satu kata sisa belum. Dari cara ini dua pengguna bisa saling
menverifikasi kata sama lain. Sehingga, itu bisa memastikan mereka adalah “manusia”.
Google gunakan layanan ReCaptcha untuk mengidentifikasi nomor rumah di layanan Street View. Nomor-nomor rumah ini kemudian dipakai untuk mengidentifikasi kata-kata yang dipakai untuk kode Captcha.
Peneliti Google mengungkap jika teknlogi ini bisa memecahkan teka-teki teks yang paling sulit terdistorsi hingga 99 persen. Sehingga, Google menyakini jika teks di gambar terdistorsi bukan jadi satu-satunya faktor untuk membedakan antara manusia dan bot.