Kanker adalah satu penyakit paling mematikan yang membunuh secara “senyap”. Penderita mengidap kanker namun mereka tak menyadarinya. Mengetahui terlambat, nyawa tak terselamatkan. Metode pendeteksiannya sendiri tak murah. Ini yang berimbas pada kian banyaknya korban meninggal.
Smartphone, satu perangkat populer bisa jadi alat deteksi kanker efektif. Lewat hembusan nafas, sejumlah ilmuwan sedang kembangkan teknologi diagnosa kanker via ponsel pintar. Mungkinkah itu terlaksana?
Deteksi kanker selama ini melalui jalur medis yang membutuhkan biaya tak sedikit. Dipindai oleh dokter, harganya tak murah. Para ahli di Universitas Cambridge menciptakan Breathalyser yang mana mampu mendeteksi kanker melalui nafas.
Terbukti bekerja, kabar ini tentu jadi angin segar bagi siapa saja yang ingin lakukan check-up terkait penyakit tersebut. Tak puas dengan prestasi Breathalyser, mereka lakukan inovasi untuk benamkan ke alat yang lebih mini.
Ponsel pintar dikaji yang diprediksi memakan waktu dua tahun dalam pengembangan. Melirik sejumlah investor guna langkah investasi, Breathalyser bisa diakomodir dalam perangkat genggam mandiri atau melekat ke ponsel.